Pages

Ads 468x60px

Pengunjung

Kamis, 27 Oktober 2016

Hiperbola pada Jurnalistik Online Sebaiknya Dihindari

Ada berita apa hari ini? Jika dihadapkan dengan pertanyaan diemikian, apa yang akan segera kamu lakukan? Apakah itu membeli harian atau koran, memantau berita di televisi, mendengarkan frekuensi berita di radio, atau justru mengakses ponsel pintar untuk terhubung dengan koneksi atau jaringan internet dan menggali informasi di dalamnya?

Bisa saya pastikan, pilihan kamu akan jatuh pada opsi terakhir, yaitu memanfaatkan smart phone-mu yang serba bisa. Apalagi jika kamu merupakan generasi nineties atau milenium. Wajar memang, cara ini menang sah dan terbilang sangat sederhana bagi sang pemburu informasi berupa berita. Sederhana karena dalam sekali berselancar di internet, kamu bisa mengantongi banyak informasi dari media online.

Informasi yang kamu miliki juga tidak akan terpaku pada berita yang sedang viral, namun kamu juga bisa mengakses kembali berita yang tidak lagi aktual. Lebih luas lagi, berita pada media online juga akan memanjakanmu dengan ragam sudut pandang atau angle berita. Mulai dari kelas biasa saja, hingga yang sangat unik. Perlu dipertegas, semua kemudahan ini bisa kamu raih di mana dan kapan saja, selama kamu tersambung dengan koneksi internet.

Kendatipun demikian, pernahkah kamu berada pada rasa tidak terpuaskan atas sajian berita yang di-upload beberapa media online? Misalnya, kamu menemui kerancuan atau bahkan ksalahan atas content berita online. Jika kerancuan atau batas kesalahan masih pada batas wajar, seperti kesalahan pada tanda baca, ada kemungkinan poin yang cukup tak kasat mata ini bisa lolos keberadaannya oleh pantauan pembaca.

Selanjutnya ada karakteristik media online yang mungkin jarang sekali disadari para pembacanya. Selain yang sudah kita bahas, yaitu kecepatan waktu, ciri lainnya ialah hiperbola atau berlebihan. Sebenarnya, ciri ini sangat mudah dideteksi. Judul-judul pada berita media online inilah yang menjadi alat tempur untuk membidik sasaran, dalam hal ini pembaca atau netizen.

Meski banyak yang mengaku tertarik membaca berita di media online, tidak sedikit pula yang merasa apes dan dirugikan sebab telah membuang waktu percuma. Fenomena ini mencuat lantaran bunyi judul yang demikian menarik dan mencolok tidak diikuti dengan body berita yang mampu menunjang peran judul. Alhasil, ekspektasi pembaca yang tinggi seketika akan berubah, hancur berantakan.

Sebagai contoh, sebuah media online asal Makassar menciptakan judul berita yang memojokkan Kaesanh Pangarep, putra Presiden RI JokonWidodo. Pada judul, Kaesang dilabeli penulis sebagai anak yang durhaka kepada ayah kandungnya sendiri. Namun, yang terjadi sebenarnya pada body berita, tidak ditemukan sama sekali bukti yang menguatkan bahwa Kaesang merupakan seorang anak durhaka, apalagi kepada orang nomor satu di Indonesia itu.

Yang terjadi sebemarnya iyalah, tanggapan Kaesang berupa guyonan kepada Jokowi di media sosial Instagram. Kaesang bahkan meminta izin terlebih dahulu ke Jokowi dengan kata-kata sopan sebelum melontarkan guyonan yang menyenutkan kata "kecebong" di dalamnya. Memang tidak ada tanggapan terkait berita yang "tidak berisi" itu, karena media terkait tidak memfasilitasi pembaca, baik dengan kolom kritik ataupun saran.

Jika ditinjau dari pengertian kata berita, teknik penulisan berita dengan mengedepankan sensasi seperti demikian, merupakan suatu perbuatan penyelewengan terhadap suatu pekerjaan, yaitu Jurnalis. Dalam praktiknya, menjadi seorang wartawan online memang susah-susah gampang. Seorang wartawan online harus bekerja keras dengan waktu yang tidak boleh terhenti walau hanya sedetik. Inilah kemudian yang menjadi tantangan terbesar seorang wartawan online.

Dalam waktu yang sesingkat-singkatnya ia harus berperang dengan waktu dan kata demi kata untuk menghasilkan karya Jurnalistik yang mampu memikat perhatian penbaca. Untuk itu, seharusnya, apabila ingin tetap mengedepankan teknik penulisan berita yang mengandung sensasi, terutama pada judul, ada baiknya jika diikuti dengan isi berita yang menunjang.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates